Jumat, 26 Oktober 2012

Salah Nalar


Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia  untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada  sehingga  sampai  pada  suatu simpulan.
Salah nalar dapat terjadi di dalam proses berpikir utk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan. Salah nalar lebih dari kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, dan karena dorongan emosi.

Salah nalar ada dua macam:
1.     Salah nalar induktif, berupa :
a)      kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas,
b)      kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat,
c)       kesalahan analogi.
2.      Salah nalar deduktif dapat disebabkan :
a)       kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi;
b)       kesalahan karena adanya term keempat;
c)       kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi; dan
d)       kesalahan karena adanya 2 premis negatif.

Fakta atau data yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar.
Pengertian dan contoh salah nalar :
1.      Gagasan,
2.      pikiran,
3.      kepercayaan,
4.      simpulan yang salah, keliru, atau cacat.

Dalam ucapan atau tulisan kerap kali kita dapati pernyataan yang mengandung kesalahan. Ada kesalahan yang terjadi secara tak sadar karena kelelahan atau kondisi mental yang kurang menyenangkan, seperti salah ucap atau salah tulis misalnya.

Ada pula kesalahan yang terjadi karena ketidaktahuan, disamping kesalahan yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu. Kesalahan yang kita persoalkan disini adalah kesalahan yang berhubungan dengan proses penalaran yang kita sebut salah nalar. Pembahasan ini akan mencakup dua jenis kesalahan menurut penyebab utamanya, yaitu kesalahan karena bahasa yang merupakan kesalahan informal dan karena materi dan proses penalarannya yang merupan kesalahan formal.
Gagasan, pikiran, kepercayaan atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut sebagai salah nalar.
Berikut ini salah nalar yang berhubungan dengan induktif, yaitu :

A. Generelisasi terlalu luas
Contoh : perekonomian Indonesia sangat berkembang

B. Analogi yang salah
Contoh : ibu Yuni, seorang penjual batik, yang dapat menjualnya dengan harga terjangkau. Oleh sebab itu, ibu Lola seorang penjual batik, tentu dapat menjualya dengan harga terjangkau.

Jenis – jenis salah nalar
A.     Deduksi yang salah : Simpulan dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau tidak memenuhi persyaratan. contoh :
v  Kalau listrik masuk desa, rakyat di daerah itu menjadi cerdas.
v  Semua gelas akan pecah bila dipukul dengan batu.

B.     Generalisasi terlalu luas
Salah nalar ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi itu sehingga simpulan yang diambil menjadi salah. Contoh :
v  Setiap orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati.
v  Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah.

C.     Pemilihan terbatas pada dua alternatif
Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan jawaban yang ada. Contoh :
v  Orang itu membakar rumahnya agar kejahatan yang dilakukan tidak diketahui orang lain.

D.     Penyebab Salah Nalar
Salah nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud. Contoh:
v  Broto mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam leluhurnya.
v  Anak wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya.

E.      Analogi yang Salah
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain. Contoh:
v  Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.

F.      Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya. Contoh:
v  Program keluarga berencana tidak dapat berjalan di desa kami karena petugas penyuluhannya memiliki enam orang anak.

Konsep dan simbol dalam penalaran
Penalaran juga merupakan aktifitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen. Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen.
Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis. Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi.
Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.

KESIMPULAN
Jadi, maksud dari penalaran adalah untuk menemukan kebenaran. Dan Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi :
•        Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
•        Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.

sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar