Jumat, 22 November 2013

Tugas Etika Profesi Akuntansi 3



Tugas Etika Profesi Akuntansi
18 November 2013
Nama : Rully Andre
Kelas : 4EB18
NPM : 29210077

1.       Bagaimana budaya organisasi bisa mempengaruhi perilaku etis?
2.       Gambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku etis dan tidak etis!
3.       Faktor apakah yang mempengaruhi etika secara internasional!
4.       Jelaskan cara menggunakan proses seleksi karyawan untuk mendorong perilaku etis!


Jawaban

1.       Budaya organisasi merupakan nilai, anggapan, asumsi, sikap dan norma perilaku yang telah melembaga kemudian mewujud dalam penampilan, sikap dan tindakan, sehingga menjadi identitas dari organisasi tertentu.
Budaya organisasi sangatlah penting bagi spesialis HR dalam memahami konsep budaya organisasi. Budaya organisasi dapat mempengaruhi cara orang dalam berperilaku dan harus menjadi patokan dalam setiap program pengembangan organisasi dan kebijakan yang diambil. Hal ini terkait dengan bagaimana budaya  itu mempengaruhi organisasi dan bagaimana suatu budaya itu dapat dikelola oleh organisasi
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Etis adalah perilaku yang sesuai dengan keyakinan individual dan norma social tentang tindakan yang benar dan baik.

Pentingnya budaya organisasi yaitu :

Budaya dipelajari dan  membantu manusia dalam usaha mereka berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain dalam masyarakat .
Ketika nilai dan kepercayaan dalam budaya berbeda, beberapa orang memiliki masalah penyesuaian. Jika hal ini tidak diantisipasi, maka akan menjadi penyebab kegagalan usaha dalam organisasi yang disebut “culture shock

Upaya Penciptaan Kultur Etis
Robbins  dan Judge (2008:262),  “yang dapat dilakukan pihak manajemen untuk menciptakan kultur yang  lebih etis.
  1. Jadilah model peran yang visibel. Perilaku  manajemen puncak dijadikan acuan  standar bagi para kayawan
  2. Komunikasikan harapan-harapan yang etis. Kode etik harus menyatakan nilai-nilai utama organisasi  dan berbagai aturan etis yang diharapkan untuk dipatuhi semua karyawan
  3. Berikan pelatihan etis, melalui seminar, lokakarya dsb. Secara berkala berikan penghargaan atas tindakan etis dan beri hukuman atas tindakan tidak etis.
  4. Berikan mekanisme perlindungan, sehingga karyawan dapat melaporkan  perilaku tidak etis tanpa rasa takut
Budaya = Perilaku. Budaya adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan perilaku yang mewakili norma operasi umum di lingkungan Anda. Budaya biasanya tidak didefinisikan sebagai baik atau buruk, meskipun aspek budaya Anda mungkin mendukung kemajuan dan kesuksesan dan aspek lain menghambat kemajuan anda
Sebuah norma akuntabilitas akan membantu membuat organisasi Anda sukses. Sebuah norma layanan pelanggan spektakuler akan menjual produk dan mengikutsertakan karyawan Anda. Menoleransi kinerja yang buruk atau menunjukkan kurangnya disiplin untuk memelihara proses dan sistem yang mapan akan menghambat kesuksesan Anda.
2.       1. Kebutuhan Individu
2. Tidak Ada Pedoman
3. Perilaku dan Kebiasaan Individu Yang Terakumulasi dan Tak Dikoreksi
4. Lingkungan Yang Tidak Etis
5. Perilaku Dari Komunitas

3.       1. Integritas
2. Kejujuran
3. Tanggung Jawab
4. Obyektifitas
5. Perilaku Profesional

4.       Menciptakan budaya yang mendorong kayawan untuk melakukan hal yang benar adalah langkah kunci, meskipun itu bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Pengusaha harus melakukan beberapa langkah untuk memastikan perilaku etis oleh para karyawan mereka, dan banyak dari kegiatan ini masuk dalam area SDM.

1. Penyusunan Staf dan Seleksi
Cara paling sederhana untuk menjalankan mekanisme organisasi, menurut etika adalah dengan mempekerjakan orang-orang yang lebih etis. Meskipun demikian, penyaringan orang yang tidak diinginkan sebenarnya dapat dilakukan bahkan sebelum pelamar memasukkan surat lamaran, jika deparetemen SDM membuat material perekrutan yang membuat referensi yang eksplisit dengan menekankan integritas dan etika.
Proses seleksi tersebut juga memberikan tanda-tanda tentang apa nilai-nilai dan budaya perusahaan sebenarnya. Manajer dapat melakukan beberapa hal untuk memastikan bahwa orang lain juga menilai metode penilaian perusahaan sebagai sesuatu yang adil. Karyawan akan melihat prosedur resmi adalah adil jika mencakup criteria yang berkaitan dengan pekerjaan, memberikan kesempatan untuk menunjukkan kompetensi, memberikan cara untuk memperbaiki kesalahan, dan digunakan secara konsisten pada semua pelamar.

2. Pelatihan
Pelatihan etika umumnya berperan penting dalam membantu perusahaan untuk mengembangkan budaya etika dan keadilan. Pelatihan seperti ini biasanya termasuk menunjukkan pada karyawan bagaimana mengenali dilemma etika, bagaimana menggunakan fungsi-fungsi SDM secara etis. Masalahnya, penakanan pada mekanisme pemenuhan mungkin tidak cukup. Selain itu, pelatihan juga harus menekankan pada dukungan moral dari pilihan etika dan komitmen yang mendalam dari integritas dan etika. Keikutsertaan para manajer puncak menekankan komitmen tersebut.

3. Penilaian Kerja
Proses penilaian kerja perusahaan memberikan kesempatan lain untuk menekankan komitmennya terhadap etika dan keadilan. Pertama, penilaian menjelaskan bahwa perusahaan tidak hanya mengklaim bahwa mereka percaya dan melakukan standar etika yang tinggi, tapi juga benar-benar mengukur para karyawan yang mengikuti standar tersebut. Kedua, bagaimana para penyelidik melakukan penilaian adalah hal yang penting. Untuk dapat mengirimkan sinyal bahwa keadilan dan etika lebih penting dari apapun, standar-standar harus jelas, para karyawan harus paham sadar apa yang digunakan untuk menilai mereka, dan penilaian mereka harus dilakukan secara objektif dan adil.

4. System Penghargaan dan Pendisiplinan
Untuk mencpai perilaku sebagai fungsi dari konsekuensinya, adalah tanggung jawab perusahaan untuk memastikan bahwa perusahaan menghargai perilaku yang etis dan menghukum perilaku yang tidak etis.

5. Agresi dan Pelanggaran di Tempat Kerja
Karyawan yang memandang diri mereka sebagai dibayar di bawah standar dapat melakukan tindakan negative yang bervariasi mulai dari pencurian sampai pada pengerusakan terhadap barang-barang milik perusahaan. Banyak tindakan SDM dapat menimbulkan persepsi mengenai perlakuan tidak adil yang diterjemahkan menjadi perilaku yang tidak sesuai.

6. Aktivitas Etika SDM Lainnya
Komite etika perusahaan akan sering melibatkan para professional. Komite ini memastikan bahwa para pemimpin senior perusahaan terlibat dalam diskusi tentang masalah-masalah etika. Banyak pengusaha menggunakan system informasi untuk membantu mengelola program etika mereka.